Senin, 21 Juli 2008

SIAPAKAH YESUS YANG ANDA KENAL?

Ketika Yesus berada di kampung halamanNya (kota Nazaret) dan memberitakan Injil di sana, sebagian besar umat Yahudi menolak Yesus. Mengapa mereka menolak Yesus?

Terlihat jelas dalam Luk. 4:23 bahwa ketika Yesus berkhotbah di depan mereka, mereka belum melihat Yesus mengadakan mukjizat-mukjizat. Mereka mendengar bahwa di Kapenaum, Yesus mengadakan begitu banyak mukjizat. Karena begitu banyak mukjizat yang terjadi, berita menyebar hingga ke kampung halamanNya. Orang-orang di sana penasaran. Siapa sih orang ini?

Ketika Yesus datang ke Nazaret, setelah dari Kapernaum, Ia berkhotbah di sinagoge. Ia berkhotbah dengan penuh kuasa. Tetapi setelah berkhotbah berapi-api, ternyata mereka mengenali Yesus.

Bukan mengenali Yesus dalam identitas sorgawi dan kekalNya, tetapi di dalam identitas lahiriahNya: Ia anak Yusuf. Mat. 13:55 mengatakan bahwa Ia adalah anak tukang kayu. Dalam Injil Markus lebih jelas lagi, Yesus adalah seorang tukang kayu. Tukang kayu dalam bahasa Yunani adalah tekton, yang memang berarti tukang kayu. Tetapi tukang kayu yang dimaksud adalah seorang buruh kasar. Dalam bahasa Inggris seringkali disebut manual worker: pekerja dengan tangan. Mereka mengenal ibu Yesus, Maria, dan adik-adikNya, Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon dan adik-adik perempuanNya. Karena mereka mengenal Yesus dengan latar belakang lahiriahNya, mereka menolak Yesus.

Hanya karena mereka mengenali latar belakang lahariah Yesus, mereka kecewa dan menolak Yesus. Dalam bahasa Inggris disebut offended, yang berarti terluka. dalam bahasa Yunani digunakan skandalizo. Arti harafiah kata tersebut adalah, menyandungi, membuat orang lain jatuh dalam dosa, dan menjatuhkan.

Bagi banyak orang, keberadaan Yesus menjadi berkat, seperti misalnya, perempuan yang kedapatan berzinah, Maria-Marta, lima ribu orang, empat ribu orang yang diberi makan, dan masih banyak lagi. Bahkan Injil Yohanes katakan tak terbilang perbuatan Yesus. Mengapa Yesus yang sama; pribadi yang sama, keberadaan yang sama dengan kuasa dan otoritas yang sama memberikan hasil yang sangat berbeda, bahkan bertolak belakang?

Jawabannya adalah karena penerimaan yang berbeda, atau bertolak belakang. Mereka, orang-orang Nazaret, kecewa karena mereka memiliki konsep Yesus (baca: Mesias) menurut hati mereka sendiri, bukan menurut apa yang ada pada diri Yesus.

Ketika Yesus datang ke bumi, Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Namun bukan sekadar manusia. Manusia yang sangat hina, apalagi bila dibandingkan kemuliaan yang tak terbatas yang Ia miliki dalam kesetaraanNya dengan Allah (Ef. 2:1-8). Ia menjadi manusia yang begitu hina. Ia lahir di kandang, kandang domba. Bukan hanya itu, Ia yang adalah keturunan Daud, lahir di keluarga miskin, dengan seorang ayah tukang kayu. Bahkan Yesus sendiri seorang tukang kayu. Ia dilahirkan dan dibesarkan di daerah miskin. Galilea adalah provinsi yang paling miskin dan buruk. Bukan hanya miskin, bahkan menurut sejarah, Galilea merupakan provinsi yang dicap sebagai sarang penyamun. Namun Ia memilih lahir di sana.

Ketika Ia memberitakan Injil, Ia mendirikan suatu gerakan, yang merupakan gerakan rakyat jelata. Dan saat itu, terdapat banyak gerakan seperti ini. Orang-orang Yahudi menolakNya dan orang-orang Yunani-Romawi mengejekNya. Orang-orang kekaisaran Romawi menganggap Yesus orang gila, penyesat, dan pemberontak. Ajaran-ajaran yang Yesus ajarkan dianggap sesat. Bagi orang-orang percaya saat ini kebangkitan orang mati adalah hal yang wajar, tetapi bagi orang-orang Romawi dan Yunani saat itu, itu merupakan pengajaran yang dipandang menyesatkan. Ketika Yesus menyatakan diri Anak Allah, orang-orang Yahudi menganggap Ia adalah penyesat, nabi palsu, dan berbagai tuduhan lainnya.

Demikian pula ketika murid-murid melanjutkan pemberitaan Injil. Di mana-mana dianggap sesat. Tetapi justru gerakan ini kemudian hari berkembang pesat. Tetapi kini orang-orang percaya mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai gerakan Yesus. Ketika orang-orang bergabung denganNya, yang bergabung adalah orang-orang susah, miskin, papa, dan seterusnya (1 Kor. 1:18-25). Baru sekitar abad ke-4, kekristenan menjadi agama negara, dan banyak orang kaya berlomba menjadi orang Kristen. Inilah tahap awal pembusukan kekristenan.

Saat ini beragam orang menjadi Kristen. Pada zamanNya, banyak orang kecewa, termasuk ribuan orang yang telah kenyang dengan makan makanan mukjizat (lima roti dua ikan untuk 5000 orang laki-laki dewasa), hanya karena ternyata Yesus tidak seperti yang mereka bayangkan dan inginkan.

Siapakah Yesus yang dicari orang-orang percaya? Siapkah orang-orang percaya menerima Yesus, ketika Ia datang dalam kehinaan seperti ketika Ia datang kepada bangsa Israel? Bila orang-orang percaya ada dalam posisi orang-orang Yahudi kala itu, berjumpa dengan Yesus yang lebih banyak diikuti oleh orang-orang miskin, penyakitan dengan bau busuk tubuhnya, mengembara ke mana-mana seakan-akan tidak jelas tujuannya, siapkah orang-orang percaya menerima Dia dalam keadaan seperti itu? Siapkah orang-orang percaya ketika ternyata memang kelimpahan ada padaNya namun juga ada kesengsaraan?

Yesus adalah Juruselamat yang membawa orang-orang percaya kepada Kerajaan Allah; Ia bukan Juruselamat ekonomi dan keuangan. Yesus adalah Allah dan Penguasa, dan bukan pesuruh. Ia bukanlah seorang office boy atau cleaning service yang dapat diperintah sesuka hati.

Banyak orang percaya berharap mereka memperoleh sesuatu ketika mengikut Yesus. Benar memang ada pengharapan, tetapi pengharapan akan kehidupan yang kekal. Bukan kehidupan berlimpah saat ini. Benar ada berkat, tetapi juga ada derita.

Ketika orang-orang percaya mengucapkan Doa Bapa Kami, mereka mengucapkan “datanglah kerajaanMu”. Kapankah sesungguhnya itu datang? Penggenapannya nanti, tetapi sekarang ini, setiap orang percaya harus hidup dalam pola Kerajaan Allah. Semua orang percaya sesungguhnya adalah agen-agen Kerajaan Sorga yang menghadirkan sorga ini ke bumi dan bukan membawa neraka kepada orang-orang lain. Bukan mengocehkannya, tetapi menerapkannya.

Tidak ada komentar: